1.
Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan
terjadinya kerugian,
2.
Risk is the
possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian,
3.
Risk is
Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian,
4.
Risk is
the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan penye-baran
hasil actual dari hasil yang diharapkan,
5. Risk is the probability of any outcome
different from the one expected, risiko adalah probabilitas atas sesuatu
outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Dari beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau
tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya
ketidakpastian. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya
risiko. Dan jika dikaji lebih lanjut “kondisi yang tidak pasti” itu timbul karena
berbagai sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan
informasi yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan
sebagainya.
Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard, yaitu keadaan
dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
1.
Physical
Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari
obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
2.
Moral
Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap
mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar kemungkinan
terjadinya peril.
3.
Morale
Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
4. Legal Hazard, suatu kondisi pengabaian
atas peraturan atau perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat
sehinga memperbesar ter-jadinya peril.
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan.
Artinya ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika
kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif. Sebaliknya,
lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni, yaitu hanya ada kemungkinan
kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer risiko utamanya
menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif kecuali jika
adanya risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni tersebut.
Menentukan sumber risiko adalah penting karena
mempengaruhi cara penanganannya. Sumber risiko dapat diklasifikasikan sebagai
risiko sosial, risiko fisik, dan risiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung risiko atau
ketidak-pastian dapat dibagi sebagai berikut:
1.
Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan.
2. Biaya-biaya
dari ketidakpastian itu sendiri.
MENGIDENTIFIKASI
RISIKO
Pengidentifikasian risiko merupakan proses analisa untuk
menemukan secara sistematis dan berkesinambungan atas risiko (kerugian yang
potensial) yang dihadapi perusahaan. Karenanya diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematik dalam menentukan
kerugian potensial. Salah satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian
dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik ( property losses), kewajiban
mengganti kerugian orang lain ( liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist
yang dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan menjelaskan jenis-jenis
kerugian yang dihadapi oleh sesuatu perusahaan.
Perusahaan yang sifat operasinya kompleks,
berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis
untuk mengeksplorasi semua segi. Metode yang dianjurkan adalah;
1.
Questioner analisis risiko (risk analysis questionnaire).
2.
Metode laporan Keuangan (financial statement method).
3.
Metode peta-aliran (flow-chart).
4.
Inspeksi langsung pada objek.
5.
Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian
perusahaan.
6.
Catatan statistik dari kerugian masa lalu.
7. Analisis
lingkungan.
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya
mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer
risiko dapat mempelajari kemungkinan tentang hazard. Untuk itu keberhasilannya dalam mengidentifikasi risiko
tergantung pada kerjasama yang erat dengan bagian-bagian lain yang terkait
dalam perusahaan.
Manajer
risiko dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses meng-identifikasikan
risiko, yaitu agen asuransi, broker, atau konsultan manajemen
risiko. Hal ini tentunya punya kelemahan, dimana mereka membatasi proses hanya
pada risiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini diperlukan strategi
manajemen untuk menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok dengan
situasi yang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar